Minggu, 01 Mei 2011

REBUTAN GELAR PAHLAWAN

sekitar jam setengah satu siang. aku istirahat di warung memesan es teh manis. beberapa anak SMP yang sedang istirahat, ke warung es ini dekat jalan raya. lalu mereka memperbincangkan sosok pahlawan tanpa tanda jasa, yaitu guru, yang tadi di bahas di ruang kelas oleh guru bahasa indonesia. mereka malah berebut siapa yang pantas menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa tersebut?.

menurut anak petani, para petanilah yang pantas menyandang gelar pahlawan dengan alasan kalau tidak ada petani maka siapa coba yang akan mengolah tanah yang subur loh jinawi negeri ini? lalu siapa yang akan memenuhi kebutuhan beras?. kata anak petani ini dengan suara keras. hemm.. alasan yang di buat-buat pikirku.

menurut anak nelayan, para nelayanlah yang pantas menyandang gelar pahlawan, dengan alasan kalau tidak ada nelayan bagaimana indonesia tercukupi gizinya. kan gizi ikan banyak. lalu bagaimana nasib tukang pembuat perahu kalau tak ada nelayan?. tak mau kalah keras suara anak nelayan ini. hemm.. tau dah, benar ngga ni bocah ngomong.

menurut anak polisi, polisilah yang pantas menyandang gelar pahlawan dengan alasan kalau tidak ada polisi bagaimana keamanan negara ini? terus siapa yang mengurusi kalau ada kecelakaan lalu lintas. siapa yang mengurusi di jalan kalau orang tidak punya sim, tidak pakai helm, menerobos jalan raya. kata anak polisi ini tak kalah kerasnya. hemm.. lumayan argumentasinya.

menurut anak guru, gurulah yang pantas menyandang gelar pahlawan. dengan alasan bukan saja gelar itu memang sudah menyemat pada guru dari dulu, tapi coba kalau tidak ada guru siapa yang membuat pintar orang-orang di negeri ini?. anak guru ini pun tak kalah argumentasinya, sembari berdiri seperi hendak khotbah. hemm.. yaya.. akh.. ngga tahu ni aku ngangguk setuju apa memang aku binggung apa yang sedang .anak-anakSMP ini obrolkan. 

 "kamu anak guru. hidup kamu enak. kakak-kakak kamu bisa pada kuliah, berati kan gaji guru gede. tunjangannya ada lagi. itu kan bukti tanda jasanya guru. lha masa guru masih juga di kasih gelar pahlawan tanpa tanda jasa?." protes si anak petani seperti terpancing emosinya saat anak guru itu memberikan argumen. kontan di sambut gelak tawa anak nelayan, anak polisi, sedang anak guru itu tersenyum kecut.

coba aku ya, di kasih kesempatan untuk ngomong, yang menurut aku, siapa yang pantas menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa?. mereka asik saja ngobrol tanpa menengok ke arahku. padahal aku kan di samping mereka persis. emm.. aku nikmati saja es teh manis yang tinggal setengah, yang kurang manis. alasan tukang warung, takut di tuntut kalau yang beli kena diabetes, jadi jual teh manis, kopi ngga manis-manis.

aku bayar es teh manis. hendak melangkah pergi, aku di panggil salah satu anak-anak SMP tersebut. aku menengok. "mas menurut mas siapa yang pantas menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa?" hehhh.. tanya tidak dari tadi. ehh.. aku malah binggung mau jawab apa? padahal tadi aku sangat inggin memberikan pendapat.

"sayaa tidak tahu" jawabku langsung ngeloyor pergi.